Rahasia Rumah Di Ujung Jalan
Setiap pukul 06.30 Lina melangkah ke sekolah bersama Adit dan Dessy, mereka selalu melewati sebuah rumah yang berada di ujung jalan rumah mereka, rumah itu adalah rumah kosong, Setiap ada yang lewat, selalu ada suara yang berkata ‘Krik..Krik..’ begitupula ketika mereka lewat.
“Hey, kalian denger suara-suara ga ?” tanya Lina dengan merinding.
“Iya, aku juga denger.” Sahut Dessy.
“Eh, Dit kamu tahu tidak suara apa itu?” Tanya Lina penasaran.
“Ya, konon katanya, rumah itu ada penghuni gaibnya,” Ujar Adit.
“Ah kamu Dit, masih percaya sama yang gituan, mana ada hantu zaman sekarang? paling itu cuman orang iseng yang mau menakut-nakuti kita.” tukas Dessy.
“Benar kok dess, katanya dulu dirumah itu pernah terjadi pembunuhan Karena pertengkaran sepasang suami istri, mereka berdua meninggal dirumah itu.“ kata Adit.
“ I.. serem” ujar Lina ketakutan.
“Mana ada hantu yang bunyinya ‘Krik..Kik..’ hahahah.” Ejek Lina sambil cekikikan.
Mereka pun terus berdebat membicarakan hal tersebut. Sesampainya di kelas mereka masih membicarakan hal tersebut,
“Bagaimana kalau sepulang sekolah nanti kita pergi ke rumah itu ?” tawar Adit.
“Ok, siapa takut!” tantang Dessy dengan senyuman yang merendahkan.
“Bener ya, kita lihat siapa yang paling penakut diantara kita.” Sahut Adit dengan nada penuh keyakinan.
“Aku.. aku ga ikut ya, aku takut.” Ujar dessy dengan tergagap-gagap.
TET…TET… bel masuk pun berbunyi, tidak lama kemudian Bu Heni masuk kedalam kelas.
“Pagi anak-anak.” Ucap Bu Heni,
“PPaagiii Bu guru..” Jawab semua murid dengan semangat.
“Baik anak-anak sekarang kita mulai belajar !”.
Mereka pun belajar seperti hari-hari sebelumnya. Setelah beberapa jam berlalu bel pulang pun berbunyi TET..TET..TET..TET.. horeeeee !!! dengan semangat para murid membereskan bukunya dan keluar kelas.
“Aduh, akhirnya bel juga udah ga sabar pengen ke rumah itu, gimana Des?” tanya Adit dengan wajah girang sambil mempercepat langkahnya.
“Ayuk, tapi kita pulang dulu ya, ganti baju dulu, terus makan dulu.” Tawar dessy yang mengikuti langkah Adit.
“Iya deh, mana Lina ? tanya Adit sebari celingukan.
“Ga tau tuh, tadi dia keluar kelas duluan sambil buru-buru gitu.” Kata Dessy.
“Mungkin dia takut kita ajak ke rumah kosong itu, nonton film horor aja ga berani apalagi yang beneran, dia kan penakut.” Sahut Adit.
“Hush, ga boleh gitu sama teman sendiri mungkin dia ada acara keluarga atau ada keperluan lain.” bela Dessy.
Mereka pun pulang ke rumah mereka masing-masing. Tidak lama kemudian, Adit dan Dessy pun keluar dari rumah mereka dan berjalan menuju rumah kosong tersebut. Betapa terkejutnya mereka melihat Lina didepan rumah kosong tersebut.
“Lina, sedang apa kamu disini? Bukannya tadi kamu pulang duluan?” ujar Dessy dengan terheran-heran.
Lina pun hanya tersenyum melihat ekspresi teman-temannya tersebut, lalu ia pun berkata, “Sini deh, ada yang mau aku tunjukin sama kalian.”
Dengan perlahan ia pun membuka gerbang rumah kosong tersebut dan mulai berjalan masuk. Teman-temannya pun mengikuti Lina dengan terheran-heran.
“Lina, kamu mau masuk kerumah ini?” tanya Adit masih bingung.
Lina tidak menjawab pertanyaan itu dan terus berjalan masuk sampai ia tiba didepan pintu rumah kosong tersebut. Adit dan Dessy pun masih binggung dan merasa ada yang aneh dengan temannya itu. Adit pun berbisik ditelinga Dessy.
“Dess, apa benar itu Lina? Kenapa tingkahnya aneh seperti itu, apa jangan..jangan….”
“Husssh!! ga boleh nuduh kaya gitu, mungkin Lina memang ingin menunjukan sesuatu yang penting pada kita.
“Teman-teman… kesini !” teriak Lina dari depan pintu.
Mereka pun mengikuti perkataan Lina dan berjalan ke depan pintu dengan perasaan ragu-ragu. Sesampainyadidepan pintu Lina pun tersenyum dan berkata,
“Ada yang pengen aku kenalkan pada kalian berdua.”
TOK…TOK… Lina punmengetuk pintu rumah tersebut, dan tidak lama kemudian pintu pun terbuka, saking ketakutannya Andi pun bersembunyi dibelakang bahu Dessy. Keluarlah seorang nenek-nenek dari dalam rumah tersebut. Lina pun berkata,
“Ini lho teman-teman yang ingin akau kenalakan pada kalian.” Ujar Lina dengan penuh semangat.
“ I..ini siapa Lin? Manusia kan? Tanya Adit dengan tergagap-gagap.
“hahaha, Adit..Adit.. ya manusia lah, ini namanya nenek Rosidah, nenek ini yang tinggal disini, jadi ini bukan rumah kosong seperti yang kita anggap.” jelas Lina sambil cekikan, dia tidak bisa menahan tawanya.
“Lalu suara yang sering kita dengar, itu suara siapa?” tanya Dessy masih bingung.
“Itu adalah suaru burung hantu nenek,” ujar Lina.
“Benarkan nek?” tanya Lina meminta penegasan.
“Iya benar nak, itu adalah burung hantu nenek, maaf ya nak sudah membuat kalian ketakutan.” kata si nenek,
“Iya ga apa-apa nek, kenapa nenek tinggal sendiri? “Tanya Adit
“Dan kenapa nenek ga pernah keluar rumah?” tambah Dessy.
“Nenek tinggal disini sendiri karena suami nenek sudah lama meninggal, dan anak-anak nenek tinggal diluar kota, mereka datang kesini seminggu sekali untuk melihat keadaan nenek. Nenek sekarang sudah tua renta, jadi nenek tidak bisa jalan-jalan keluar, untuk berdiri saja nenek sudah susah, apalagi untuk berjalan.”jawab nenek dengan nada terpotong-potong.
“Oh begitu toh, sejak kapan kamu tahu ini Lin? Kenapa kamu tidak memberitahu kami?” tanya Adit dengan nada jengkel.
“Maaf teman-teman, tapi Lina juga baru tahu tadi sepulang sekolah, tadi Lina pulang duluan karena Lina takut untuk pergi kerumah itu, ketika Lina berjalan melewati rumah ini, Lina mendengar teriakan minta tolong, dengan ragu-ragu Lina masuk kedalam rumah dan melihat nenek terjatuh dari tempat tidur, lalu Lina membantunya, begitu teman-teman.” Jawab Lina panjang lebar.
“Ooo, jadi semua cerita tentang rumah ini tidak benar.” Ujar Adit.
“Denger tu Dit, makanya jangan percaya sama hal yang begituan, zaman sekarng tuh udah ga ada hantu lagi.” Ejek Dessy dengan nada penuh kemenangan.
Adit pun senyum-senyum karena malu. Semuanya pun tertawa cekikikan melihat tingkah Adit.
“Anak-anak mari masuk, kita makan bersama sudah lama tidak ada yang datang kemari.” tawar Nenek.
Adit pun lansung masuk paling pertama ke dalam rumah, ketika Adit masuk ada suara ‘lapar..lapar..’, mendengar suara itu Adit pun langsung keluar lagi. Semuanya tertawa melihat perilaku Adit, dengan keheranan Adit pun berkata,
“Suara apa itu?”
“Itu suara burung hantunya Adit.” Kata Dessy sambil menahan tawanya.
Adit pun ikut tertawa bersama.
Keesokan Harinya, ketika mereka akan berangkat sekolah mereka melewati rumah Nenek itu lagi dan mereka semua tertawa membayangkan kembali ketika mereka berdebat tentang rumah itu.
Pages
Ghina say
Who's me ?
What time is it?
Blog Archive
Mulai Blog Walking lagi setelah lama tidak di buka :)
0 komentar:
Posting Komentar